Thursday, January 08, 2009

Berbagi kisah "pilu" masa lalu bag.3

Kisah ketiga

Kisah yang satu ini terjadi ketika gue jadi aktifis mahasiswa di kampus. Waktu itu gue dan temen2 satu organisasi baru aja selesai melaksanakan baksos. Hari sudah sore dan hujan baru reda, gue pulang naek motor , konvoi bersama beberapa pria berjenggot tipis, dan seorang wanita berjilbab gondrong. Satu persatu anggota konvoi berbelok meninggalkan konvoi, berbelok ke arah rumah mereka masing2, hingga tersisalah gue dan seorang wanita berjilbab gondrong. Sebagai seorang pejantan, ego gue unjuk diri, gue berusaha sok gentle dengan mengendurkan gas motor agar si wanita berjilbab bisa mendahului gue dan berada di depan… niatnya adalah agar gue bisa memantau dan mengawasi keselamatan si wanita….

Niat gue terwujud … si wanita berhasil berada di depan, walopun gue pontang-panting nyusul dia biar jaraknya ga kejauhan…. Tuh wanita berjilbab kayanya dulunya seorang pembalap jalanan…. Tapi gue tetep berhasil memantau dan mengawasi keselamatan si wanita… hahahaa… gentle ga tuh…

Keadaan tetap sama hingga di satu jalan kami berdua (bersama puluhan motor dan mobil lain) berhenti karena kondisi jalan yang rada cekung dan tergenang air cukup dalam. Kami berdiskusi dan sepakat nerobos banjir setelah melihat banyak motor yang berhasil melalui banjir tersebut. Gue mengusulkan agar si wanita jalan duluan, sementara gue mengawasi dari belakang. Motor gue lalu gue parkir di pingggir jalan, entah bagaimana, gue yakin motor si wanita akan mogok dalam banjir. Setelah motor gue parkir, gue mendekati si wanita sambil ngasih beberapa tips melewati genangan air yang demikian tinggi… “pokonya gas nya jangan di lepas… terus aja hajar, ga usah takut…” sang wanita pun mengangguk paham…. Dia pun kemudian kembali menaiki motor, dan menyiapkan diri melewati banjir sesuai dengan petunjuk gw. Di pinggir jalan gue bersiap untuk kemungkinan terburuk. Si wanitapun mulai memacu motor… dia ga ngelepasin gas, sesuai dengan petunjuk gue…. Hingga akhirnya dia dan motornya berhasil selamat sampai di ujung banjir. Gw tersenyum bangga… tips gue telah menyelamatkan dia dan motornya…. Oh orang tua ku… banggalah kau punya anak yang gentle kayak gue…..

Sekarang giliran sang gentleman yang akan menerobos banjir di atas motornya yang gagah…. Gue memacu motor menerobos banjir dengan gas yang tak dilepas, rem yang ga diinjek, dan (bodohnya) bersama sebuah truk besar yang jalan di sebelah gue, yang bikin genangan air menyerang gue dan menenggelamkan motor gue sampe hampir mendekati jok….. sial… wibawa gentleman gue menyingkir tersapu banjir… motor gue mogok di tengah kerumunan air keruh, puluhan pengendara motor, dan seorang wanita berjilbab temen gw…

Gue turun dari motor, lalu berjalan dalam banjir sambil coba dorong motor yang mulai terombang ambing arus banjir kiriman mobil-mobil gede yang berusaha menerobos banjir… di ujung banjir gue liat si wanita memarkir motor, dan berjalan ke arah gue. Sesaat kemudian, dia udah ada di belakang motor gue untuk bantu ngedorong…. Kali ini, ego gentle gue terdorong masuk ke dalam perut dan terus turun sampe ke ujung pembuangan… gue jadi pengen kencing……

Sang wanita rupanya belum puas “membalas kebaikan” gue, setelah motor gue di dorong selamat sampe ke ujung, dia pun kemudian menanyakan kondisi motor gue… “gimana motor nt…? Bisa jalan ga…?” gue ga jawab, gue cuma coba ngegonjreng motor……. Naasnya… tuh motor ga nyala… motor gue udah kemasukan banyak air…

sang wanita berjilbab gondrong masih “membalas kebaikan” gue, dan membayar kontan tips yang tadi gue kasih ke die, lengkap ame bungenye… die terus nyerocos : “coba nt standar ganda motor nt, terus agak dimiringin ke belakang biar airnya keluar...”,…..”coba terus di gonjreng akhi, sambil di gas….”…..”tuh kan airnya keluar…. Terus di gonjreng akhi… bentar lagi insyaAllah bisa…” and you know what….. motor gue pun nyala…. Kurang ajar emang tuh motor, die udah mengkhianati tuannya demi seorang wanita berjilbab gondrong….

Kali ini pikiran positif gue cuma mengatakan “Allah senantiasa membalas kebaikan dengan kebaikan”

Berbagi kisah "pilu" masa lalu bag.2

Kisah kedua

Saat itu lagi acara kumpul-kumpul informal antara gw dan komunitas gw, dimana di salah satu acaranya ada acara pentas musik, pada satu sesi seharusnya beberapa teman gue naik ke atas panggung buat membawakan sebuah lagu, tapi karena satu dan lain hal, beberapa vokalis mereka batal tampil, akhirnya, teman teman secara spontan menunjuk gw dan beberapa teman buat menggantikan para vokalis.

awalnya gue merasa nasib baik telah berpihak pada gue, sebagai informasi, dari kecil gue sangat ingin menjadi penyanyi, tapi gue belom pernah dapet kesempatan untuk unjuk gigi. Gw merasa inilah saat dunia menemukan mutiara terpendamnya… saat itu adalah saat pertama gue tampil di panggung… gue gugup… dan tambah gugup, karena gue dapet giliran menyanyikan dua bait pertama… music pun dimulai, dan gue meyakinkan diri bahwa gue telah siap menerima riuh ramai tepuk tangan penonton….

Tibalah saat yang menegangkan itu, gue mulai menghadirkan vocal dengan nada yang coba gue control… tapi naas.. bukan riuh ramai tepuk tangan yang gue terima, tapi malah riuh ramai tawa dan iler penonton…. Gw panik, dan coba untuk melembutkan suara… berhasil… penonton berhasil terhibur, karena mereka terbukti makin ramai tertawa….. sepanjang lagu gw berusaha sekuat tenaga untuk bernyanyi bagus, namun sepanjang itu pula penonton berusaha sekuat tenaga untuk menahan kencing. Gw berusaha jadi penyanyi, tapi penonton malah menyadari kalo gue berbakat memparodikan lagu, dan melagukan parodi….

Sekali lagi, gw tetap harus berpikiran positif, toh esensinya berhasil gue wujudkan : penonton terhibur…. Gue juga bersyukur karena gue kemudian menyadari bahwa gue (suangat…suangat.. jauuuh) ga berbakat jadi penyanyi…. Bayangkan, seandainya gue ga sadar dan nekad ikut acara asia bagus…. Bisa ga diakuin jadi orang Indonesia gue……

Wednesday, January 07, 2009

Berbagi kisah "pilu" masa lalu bag.1

Kawan... setiap kita pasti punya kisah ironis yang sesaat membuat kita sedih, namun sangat menghibur bagi orang di sekitar kita....

nah di postingan ini, dan beberapa postingan setelah ini, gw pengen berbagi beberapa kisah gw yang semacam itu...

kisah pertama

kisah pertama ini tentang gw dan saat pertama belajar mengendarai suatu kendaraan.... entah mengapa, tiap kali gw belajar mengendarai sebuah kendaraan, gue selalu sial... waktu pertama kali dapet sepeda dewasa, gw langsung sok aksi keliling kampung dengan tuh sepeda baru, rasa bangga menyeruak dari dalam dada... gue bener2 berasa bak ksatria gagah di atas kuda jantannya... orang2 seisi kampungpun menatap kagum, gua bales dengan sumringah yang suangaaat manis.... criiiing....

sial... baru tujuh menit jalan dalam kebanggaan... wibawa gue langsung jatuh seiring jatuhnya gue ke dalam sebuah selokan penuh lumpur hitam pekat bau pesing

tujuh menit kebanggaan berputar 180 derajat hingga menyentuh derajat yang memalukan.... gw pergi dengan menaiki sepeda, kini gue pulang dengan ditaiki sepeda.... gw pergi dengan harum minyak kayu putih, dan bedak tebal khas anak kecil di pipi, kini gw pulang dengan bau pesing dan lumpur hitam di sekujur tubuh... tatap kagum masyarakat kampung berubah menjadi tawa geli... tapi gw tetap sumringah manis... sambil menahan tangis...

keadaan rupanya tak bertambah baik dengan bertambahnya usia... kesialan serupa terulang ketika gue belajar motor dan mobil, cuma bedanya, kalo dulu pas belajar sepeda, gara2 sok aksi gue nyium comberan, nah pas belajar motor sama mobil, gara2 sok aksi, gue nyium tembok sama pohon asem....

pilu kan.... tapi gapapa... karena gue orang yang berpikiran positip, gw tetep berusaha untuk melihat kejadian2 itu dari sudut pandang yang positip..... lalu setelah merenungkan berbagai makna... akhirnya gw berkesimpulan, bahwa rangkaian kejadian tsb adalah petunjuk bahwa gw tidak boleh bercita2 jadi pilot...

bersambung ke kisah kedua...