Hempasan karbondioksida mengalir perlahan dari paru2 sehelai jiwa, pada sore hari di sudut sempit ruang dunia. Hatinya gundah mengenang sebuah janji dan ketidakpastian. Ada sebuah keinginan untuk terus menikmati hidangan kebimbangan ini, karena bagaimanapun pahitnya hidangan itu, racikan bumbunya tetap syahdu untuk dikenang….
Adakah yang lebih menggelitik daripada kisah ini…?
Langkah sang surya yang beranjak meninggalkan hari menemani angannya yang liar mencari tempat teduh untuk sekedar bersandar. Lama ia berlari dari satu tempat ke tempat lain… menyambangi berbagai gubuk dan istana… hingga akhirnya ia letih….bosan…..
“sungguh hina semua tempat ini…. Sungguh sia-sia semua penjelajahan ini…. Dimanakah keteduhan itu…. Kemanakah keagungan itu….”
Dan seketika kemuliaan pun muncul, menghiburnya dan membuatnya kembali tersenyum. Guratan kepedihan pun beranjak menjauh, tersingkir dan merasa malu. Karena esok surya kan kembali menyingsing. Dan hari baru akan memperkenalkan jiwa pada harapan baru.
Dan adakah yang lebih baik dari itu….?