Monday, December 17, 2007

ESCAPE : Menembus Batas Terali

Sebelum dipenjara, aku telah terpenjara bersama Kang Abas, bersama adikku `Dani Atrium` di Cipinang atau Salemba. Sebelum dipenjara, aku telah terpenjara bersama Ikbal di Sumatera sana. Sebelum dipenjara, aku telah terpenjara bersama saudara-saudara seperjuangan di Malaysia dan Singapura.

Aku telah terpenjara bersama Syaikh DR. Umar Abdurrahman disana, di Missouri sana. Aku telah terpenjara bersama DR. Safar Hawali dan DR. Salman Audah di Saudi Arabia, juga bersama ribuan mujahidin di penjara Ar-Ruwaisy, Riyadh, juga di Liman Turah, Mesir. Sebelum disiksa, aku telah disiksa bersama Mujahidin yang tertawan di Guantanamo sana, di sebuah kubus pembantaian bernama X-Ray Camp milik agresor dan teroris bernama; International Christian Army. My Soul, my heart, my life are with them... bersama para mujahidin... Penjara-penjara dunia kini telah terpenuhi oleh mereka-mereka yang memiliki jiwa perlawanan akan kekasaran dan keganasan Amerika. Aliran demi aliran empati dan simpati telah, akan, sedang dan terus membanjiri jeruji-jeruji besi. Ia terus akan menjadi "Mr Bom" yang akan segera melahirkan badai ketakutan di hati Yahudi dan Nasrani dengan segala konspirasi mereka.

Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu...

(Ali Imran: 151)

Esok hari atau esoknya lagi, lusa atau setelah lusa, tahun depan atau sepuluh tahun lagi, seabad kemudian atau sebelumnya, atau bahkan sesudahnya, kelak dunia akan menjadi saksi akan kebenaran insan-insan yang jasad-jasad mereka terkurung buat sementara. Dunia yang sedang memerankan episode gelap dari sebuah cerita panjang bernama pertempuran kekal antara tentara Allah melawan tentara setan. Antara kaum muslimin melawan kafir.

Laksana gelap dan terang, matahari kebenaran masih terselimuti oleh awan-awan kebathilan. Inilah pergiliran:


Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'

(Ali Imron: 140)

Adalah wajar, jika hari ini kebenaran dianggap kebathilan. Demikian sebaliknya. Adalah lumrah jika hari ini seluruh mujahidin di seluruh belahan dunia manapun akan dianggap sebagai penjahat, akan dianggap sebagai bajingan... what else? Mereka yang seenaknya bicara dan memvonis, mengukur kebenaran dan kebathilan sebatas `perut` dan `bawah perut` mereka, bahkan ada yang mengatasnamakan negara, rakyat dan lain-lain. Tetapi, ada juga segelintir dari kalangan manusia-manusia Muslim yang ikut memberikan label kepada para mujahidin dengan label yang tidak semestinya. Mereka telah terserang virus kejahilan, alias kebodohan, alias ketidaktahuan akan nilai dien yang diyakininya.

Mereka telah jauh dari ajaran Al-Qur`an dan Sunnah. Mereka tidak mengerti atas apa yang dibacanya. Yang lebih tragis, ada diantara mereka yang meninggalkan tugas dari Allah untuk kemudian mendahulukan tugas dari manusia. Mereka telah meninggalkan shalat, meninggalkan Al-Qur`an... demi tugas.

Maka semakin lengkaplah `episode kegagalan` memainkan perannya. Semakin memarlah para mujahidin di tengah bilur-bilur luka hati dan raga. Setelah dihujat oleh kaum kufur, mereka kemudian dicaci maki oleh manusia-manusia yang mengaku diri sebagai Muslim. Mujahid babak belur... bersabarlah engkau...!

Adapun aku, ragaku, ada di sebuah `kancah tabah`. Manusia menyebutnya sebagai penjara. Ya, penjara. Harus kukatakan bahwa aku tidak di Guantanamo yang siksanya teramat luar biasa. Kata-kata dan pena saja takkan pernah sanggup melukiskan kebinatangan, kebiadaban, kejahatan, kebrutalan dan keganasan penjahat perang bernama George W. Dush dan Donald (bebek) Rumsfeld serta Wolfowitz.

Tidak juga aku berada di Siberia, tidak juga di Bastile, penjara-penjara milik orang-orang tak bermoral. Aku berada di Indonesia. Di sebuah bangsa yang mayoritas penduduknya beragama sama dengan agama yang kuanut. Pancaran nurani masih ada terasa. Masih ada nuansa kemanusiaan. Masih dapat tersenyum. Kadang terlepas tawa. Tetapi apapun ceritanya, bagaimana pun keadaannya, aku kerap berhasil `escape` (melarikan diri) dari pengawasan para penjaga.


Jiwaku tidak berada di ruangan dengan dinding tembok tebal dan pintu terbuat dari besi-besi vertikal diselingi lima batang besi horisontal. Beralas karpet dan berkamar mandi luar atau dalam. Jiwaku kerap keluar dari penjara. "Rohku" ada disana, jauh melintasi sekian samudra. Rohku berada dalam barisan depan putra-putra intifadhah. Jiwaku ada di atas puing-puing reruntuhan rumah di Gaza dan Ramallah. Menyaksikan kepedihan sang kakek tua dan ibu renta yang cucu dan anaknya baru saja jadi mangsa Armalite dan Uzi atau Steiyer milik bangsa-bangsa kera. Aku ada di Palestina. Di sana aku hanyalah seorang pemuda tua yang tengah belajar arti sebuah derita dan kesakitan, makna sebuah luka dan perlawanan, maksud sebuah keteguhan dan kesabaran, tafsir dari sebuah jihad dan kesyahidan.

Aku belajar dari anak-anak kecil itu, yang kini di musim dingin tak lagi berjaket atau berkaos tebal karena telah musnah dibakar api biadab, api dendam neraka kekejaman Israel. Musnah dalam deru buldoser dan gelegar mortar. Aku kuliah dari remaja-remaja itu, yang tumbuh dalam kampus bernama `Universitas Darah` Palestina. `Laboratorium Tarbiyah` tempat mereka bereksperimen dalam kesamaptaan iman, mengubah lumpur menjadi mitralliur, mengubah batu menjadi peluru. Dalam benteng keteguhan iman, putra-putra Baitul Maqdis itu mengajarkan kepadaku tafsir ayat ini:

Maka, (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar...

(Al Anfal: 17)

Rohku hadir di Palestina, di barisan depan anak-anak kecil itu menggenggam batu-batu perlawanan, melemparkannya menjadi peluru, menghantam dan mengahajar bangsa-bangsa kera.

Escape. Rohku kini tak lagi terpenjara. Kini jiwaku ada di negeri para syuhada, negara sejuta duka. Afghanistan. Terakhir kupijakkan kaki di negeri itu pada akhir musim gugur `93.. Dalam darah dan dagingku telah bersenyawa gusbaqor (daging lembu), kacalu (kentang), nan (roti), dan brinj (nasi minyak).

Dalam jiwaku kini terdapat jiwa bangsa-bangsa Afghan. Bangsa yang terkenal paling sopan menyambut dan melayani para tamu. Bangsa yang tak pernah mengenal dendam. Namun bangsa-bangsa culas dan pembohong seperti Amerika dan pembohong-pembohong lainnya telah mementaskan sosok lain yang tak pernah ada dalam jiwa mujahidin Afghanistan. Mereka mencitrakan keberingasan, keganasan, urakan dan kerakusan. Padahal nurani dunia telah mengerti, bahwa perwatakan seperti itu hanya pantas dimiliki oleh mereka yang kalah perang secara telak di Vietnam, oleh bangsa pencaplok minyak kaum muslimin di Timur Tengah, oleh "si dia" yang telah memaketkan Tomahawk dari Laut Merah dan Teluk Persia hanya demi membunuh seseorang hamba Allah bernama Osama bin Ladin. Ironis!

Saat kutinggalkan, negeri itu masih terluka parah. Tangis di sudut-sudut desa belum lagi reda. Kulit-kulit peluru menjadi saksi mati atas apa yang pernah terjadi di negeri ini. Di seberang jalan yang kulalui, kemah-kemah kumuh para pengungsi, satu blok bertuliskan "Lajnah Ighatsah Alam Islami" (Lembaga Bantuan Dunia Islam), dan blok lain bertuliskan UNHCR (United Nation High Commision for Refugees).

Afghanistan, bangsa muslim yang terluka. Adalah wajar, jika Lajnah Ighotsah Alam Islami di samping memberikan bantuan materi, juga menyertakan bantuan non-materi seperti da`i dan kitab suci Al Qur`an. Mereka sama-sama muslim. Tetapi UNHCR? Ada udang di balik batu. Ada salib di balik susu. Anak-anak yatim di kamp pengungsian telah mengerti apa yang dikehendaki PBB (UN) dari segala `bantuan` yang mereka berikan. Ini telah menjadi rahasia umum. UNHCR hanyalah sebentuk pemurtadan terselubung di balik lips service bernama `Ajaran Kasih`. Dengan `maskot` Ibu Perdamaian Dunia bernama Theressa.

By the way, for me UNHCR is no more than United Nation Hidden Cross for Refugees (menurutku UNHCR adalah, salib terselubung untuk para pengungsi dengan kedok PBB).

Sepuluh tahun yang lalu, saat kutinggalkan negeri para pahlawan itu. Berselimut tipis. Gelegar petir sesekali terdengar. Baaran (hujan) es menandai peralihan musim. Dengan pakool (topi khas Afghan) di kepala, ridah warna coklat tua, baju panjang khas Afghan-Paki, dan jaket tipis tanpa tulisan. Seorang pemuda kurus, berjenggot tipis, menyalami para mujahidin Afghan dan Arab. Tidak ada ucapan perpisahan atau selamat tinggal. Ia tak berpisah dan meninggalkan mereka. Hatinya telah tertanam bersama kapas-kapas salju yang meresap dalam kerasnya batu-batu pegunungan Khost, dan menyusup dalam tanah-tanah Jalalabad, mengalir dalam sungai-sungai kecil di Kunar.

Pemuda kerempeng itu hanya pindah tempat, dari satu bumi ke bumi Allah yang lain. Pemuda itu harus hijrah ke negeri Sang Kiang Santang, ke negeri Wali Songo, ke tempat di mana Kyai Haji Wasid, Ki Sultan Ageng Tirtayasa berada. Ia hanya melangkahkan kaki ke kampung halaman Kyai Nawawi Tanah-Ara. Dari Afghanistan menuju ke Serang -pen. Pemuda itu bernama Qudama.


Tulisan ini dibuat oleh Kang Abdul Aziz alias Imam Samudera, dari balik jeruji besi.

p.s. : Buat kang imam, maaf kang, saya post tulisan akang tanpa izin, tapi insyaAllah, jika nanti banyak jiwa muslim yang kembali menemukan jalan rindu kepada Rabbnya karena tulisan ini, "royalti" nya tetap akan mengalir ke "kas amal" akang.

Tuesday, December 11, 2007

Aku Melangkah Lagi.....

Aku melangkah lagi
Lewat jalanan sepi
Perlahan tapi pasti
Mengikuti ayun melodi

Langkah silih berganti
Melalui hari yang sunyi
Aku melangkah lagi
Dengan pasti!

Langkah semakin cepat
Kar'na citaku semakin dekap
Hasrat kini terungkap
Dalam kata-kata yang terucap
Waktu terus melaju
Seirama alunan lagu
Aku melangkah lagi
Dengan pasti!

Liku-liku yang dulu
Adalah dulu bagiku
Dan kuyakinkan diri
Menghadapi yang terjadi

Harapan yang ada
Tak kan ku sia-sia
Kenangan yang lama
Sirna seiring nada

Ku tinggal kan
bayang-bayang semu
Lalu memulai cerita baru
Aku melangkah lagi!


--------------------------------Vina Panduwinata

Wednesday, December 05, 2007

Protocol Of Zions

Keberadaan Protocol of Zions, hingga sekarang masih diperdebatkan, ada yang menyatakan bahwa hal itu rekayasa, dan ada juga yang ngotot meyakini bahkan mengaku punya segudang fakta akan keberadaannya. Hingga kini perdebatan tersebut tak pernah usai, dan nampaknya akan terus menjadi polemik dunia. namun demikian, seperti yang pernah dikatakan henry ford dalam bukunya yang berjudul The International Jew (1976), benar atau tidaknya keberadaan protocol tersebut, nyatanya, keadaan dunia saat ini sejalan dengan isi protocol tersebut. lihatlah sekarang, bagaimana para tokoh yahudi memegang peranan sangat penting dalam perekonomian dunia, mereka menguasai berbagai sektor bisnis penting, menimbun emas, dan dekat dengan kekuasaan di berbagai negara maju..... lihatlah juga bagaimana seks bebas, minuman keras, narkotik (yang di dalam protocol disebut sebagai salah satu senjata) kini menyebar luas ke anak2 muda di berbagai penjuru dunia..... Semua ini sesuai dengan skenario dalam protocol tersebut.

Lalu andai protocol tersebut benar adanya, maka sungguh gw salud sama orang2 yahudi. ya, salut, karena mereka begitu gigih mengawal protokol yang umurnya sudah lebih dari seratus tahun ini.. segala daya upaya mereka kerahkan, hingga akhirnya kini, cita2 yang diimpikan sudah hampir terwujud. selain itu, tokoh2 yang pertama kali menggagas protokol ini, tentunya sangat visioner, sistematis dalam merencanakan, dan juga taktis (walau di balut kelicikan dan kekejian).

Gw kemudian berfikir, andai orang2 islam bisa se-visioner dan se-gigih yahudi, tentunya kita lah yang saat ini menguasai dunia dengan kemuliaan. tapi kenapa kita saat ini ga bisa seperti itu ya....? padahal gw pikir, rencana2 taktis untuk mencapai sebuah kejayaan sudah tercantum dalam Al-Quran, hadits, sirah, dan banyak buku2 islam lainnya. kenapa kita ga bisa gigih mengkaji dan coba mewujudkan langkah2 yang ada dalam buku2 tadi.... Bukankah kita adalah ummat terbaik yang pernah turun ke dunia.....

Tuesday, December 04, 2007

Kasak Kusuk Kampusku (Bag.2)

Akhirnya Pemira usai, dan Mr. "E" keluar sebagai pemenangnya, mengalahkan Mas "B" dengan perbandingan suara nyaris 1 banding 2. di satu sisi, hal ini menjadi bukti bahwa ADeK-ADeK di kampus masih sangat solid dan loyal, dan perjalanan mobil pergerakan kemahasiswaan masih bisa dijaga dalam nafas dakwah.. tapi di sisi lain ada sedikit polemik yang disebabkan oleh kalahnya kapasitas pada loyalitas. bagaimanapun, gw yakin, siapapun yang terlibat disana, telah berusaha untuk memberikan yang terbaik. ke depan, gw berharap, mereka juga masih akan menguras keringat untuk tetap memberikan yang terbaik bagi satu keadaan ideal yang kita semua dambakan.

Friday, November 30, 2007

Ketidakwarasan Padaku

Ketidak Warasan Padaku
membuat bayangmu slalu ada
menentramkan malamku
mendamaikan tidurku

Ketidak Warasan Padaku
membuat tidurku lebih tenang
aku takkan sadari
bahwa kau tak lagi disini

Aku mulai nyaman..
berbicara pada dinding kamar
aku takkan tenang..
saat sehatku datang

Ketidak Warasan Padaku
slimut tebal hati rapuhku
berkah atau kutukan
namamu yang kusebut

Aku mulai nyaman..
berbicara pada dinding kamar
aku takkan tenang..
saat sehatku datang

luka hati..
akan mati..
jika jiwa terus menari dan bermimpi..
luka hati..
akan mati..
jika jiwa terus menari dan bermimpiiii...

Ketidak Warasan padaku
s'limut tebal hati rapuhku
aku takkan sadari
bahwa kau tak lagi disini...
aku takkan sadari bahwa kau tak lagi disini...

---------------------------------------------SO7

Wednesday, November 28, 2007

uhuhuhuhuhuhu

Huu..huu..huu..... Ya Allah, betapa sedih ketika melihat formulir pendaftaran dana bantuan yang masuk..... bukan karena jumlahnya yang sedikit, tapi ada satu field yang sangat mengiris hati : kolom gaji orang tua... sumpah, seketika sekujur tubuh jadi ga bergairah ketika melihat bahwa banyak diantara mereka, gaji orang tuanya besarnya ga lebih dari Rp. 1 Juta per bulan... bener2 miris...... lama gw tertegun....memikirkan tentang bagaimana beratnya hidup orang tua mereka, dan bagaimana kerasnya perjuangan dari anak2 ini untuk tetap bisa kuliah di UI...... ya Allah betapa merugi dan hinanya diriku yang tidak mensyukuri nikmatMu......... Ya Allah jangan beratkan hati ini dengan kesusahan saudara-saudara ku di sisi lain bumiMu... mudahkanlah mereka, rahmatilah mereka dan ceriakan kami dengan syurgaMu.....

Tuesday, November 27, 2007

Kasak kusuk kampusku

Minggu kemarin di UI kampusku tercinta, lagi meriang sama tema pemilihan ketua BEM baru….. walaupun sekilas Nampak pemilihan ketua BEM kali ini sangat adem ayem, tapi nyatanya, orang2 di sekitar gw diem2 ikutan juga berkomentar tentang masalah ini. Calon ketua BEM kita kali ini ada 2, yang satu namanya Mr “E” dari sebuah fakultas “P” yang konon disebut2 sebagai calon yang direkomendasikan oleh “sekumpulan mahasiswa berjenggot dan berjilbab”. Sementara yang satu lagi bernama Mas “B” alias “asori”, seorang kawan dari Fakultas berinisial “FE” (AYO TEBAK-AYOTEBAK…..) dan merupakan calon “independen” bermotivasi internal yang punya banyak fans di BEM nya AzMu.. si Mr. “E” , konon bukanlah orang yang popular di dunia politik kampus, sementara mas “B” adalah orang yang sering muncul di TiPi dan diatas panggung mobil sound.

Komentar yang bermunculan seputar pertarungan mereka berkutat di sekitar rekomendasi, dan kepantasan.. banyak temen gw yang mempertanyakan tentang kenapa Mr “E” yang dipilih, emangnya ga ada calon lain yang lebih kompeten dan berpengalaman di dunia politik kampus…. ???dan ternyata memang, pada saat kampanye, keliatan jelas kalo si Mr “E” masih terlalu “merah”…. Hmmm… buat yang satu ini, gw ga bisa komentar banyak, karena gw, sebagai orang yang ga di kampus lagi, udah banyak ga paham tentang kondisi terkini dari dunia politik mahasiswa, dan gw berprasangka baik, bahwa ADeK-ADeK di kampus pasti sudah melewati proses panjang dan terjaga dlm membuat keputusan tsb… Namun demikian, sebagai pertimbangan, untuk siapapun yang baca, coba simak :

“Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepe mimpinan kecuali dengan ditaati, maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahte raan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)

Masalah lainnya yang banyak dipertanyakan sama teman2 gw adalah, kenapa “mereka yang berjenggot dan berjilbab” harus merekomendasikan seseorang, dan kenapa mereka mewajibkan sesamanya untuk memilih yang direkomendasikan tersebut…? Sebagian dari mereka bahkan bilang : “ih… koq kaya ga dewasa gitu sih, udah mahasiswa, milih begituan aja di pilihin, emang ga bisa mikir buat milih sendiri aja apa..??”….. hayo..hayoo.. yang berjenggot dan berjilbab bantuin jawab……..!!!!!! sebetulnya ini pertanyaan klasik, yang dari tahun-ke tahun selalu ditanyain orang… menurut gw, mungkin mereka yang berjenggot dan berjilbab itu mengambil analogi dari sebuah jamaah dalam Islam. Mereka berkumpul bersama, dalam satu visi, cerdas dan lebih bermanfaat, menuju satu kejayaan… lalu mereka membentuk sebuah system yang dapat mengatur dan mengakomodir kepentingan dan tujuan bersama, dengan satu harga : ke taatan…. Nah, hati-hati, kata ketaatan disini jangan disandingkan dengan aliran sesat, atau taklid buta, tapi lebih kepada komitmen dan kekompakan, dan ini jelas perlu dimiliki dalam sebuah kelompok atau team…(bener ga?) karena tanpa dua hal tadi atau bahkan pelanggaran pada salah satunya akan membuat team menjadi goyang dan lajunya menjadi terhambat. Selain itu, karena mereka yang berjenggot dan berjilbab jumlahnya cukup banyak, tentu perlu ada perwakilan dari mereka , yang mereka percaya, untuk mewakili mereka membahas sesuatu yang penting dan menyangkut kepentingan bersama, tapi tidak lupa memperhatikan pendapat dari semua jenggot dan jilbab.. mereka inilah yang kemudian diangkat menjadi pemimpin2 mereka, dan karena mereka adalah pemimpin dalam kelompok ini, ditambah keyakinan bahwa mereka akan mengusahakan yang terbaik untuk kepentingan bersama, juga karena berdasar atas :

“Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepe mimpinan kecuali dengan ditaati…………...” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)

Maka keputusan mereka adalah keputusan yang harus ditaati oleh siapapun yang berkomitmen mengangkat mereka sebagai pemimpin dalam kelompok mereka. Tidak berhenti sampai disini, tugas selanjutnya dari para pemimpin tersebut adalah sedapat mungkin hasil keputusan itu dapat dipahami oleh seluruh elemen jenggot dan jilbab, beserta seluruh pertimbangannya sedemikian sehingga komunitas jenggot dan jilbab maklum, mahfum dan ikhlas akan keputusan tsb, karena :

“………….maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahte raan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)

Begitulah saudara-saudara sekalian… pengangkatan Mr “E” menurut gw didasarkan pada hal2 yang gw sebutkan diatas, dan dengan sebuah niat untuk memberikan yang terbaik bagi UI dan dunia kemahasiswaan.

Bagaimanapun gw percaya kalo kampus gw masih kampus yang baik2, yang terbaik masih menjadi pemenang.

Bravo UI, Bravo Mahasiswa

Friday, November 09, 2007

Alhamdulillaaaah..........

Alhamdulillah.. akhirnya bisa posting lagi....
bisa bertutur lagi...

Thursday, September 06, 2007

Permohonanku.

Assalamu'alaikum wr.wb

Wahai kawans... dalam hitungan hari sebuah jamuan mewah akan terhidang di hadapan kita, Ramadhan bulan berjuta ampunan, pahala dan limpah ruah kasih sayang Allah akan sekali lagi menyapa kita (segala puji bagi Allah yang masih mau mengizinkan kita berjumpa dengan bulan agungNya). Sebagai seorang dhoif yang berlumur nista, saya ingin memanfaatkan bulan ramadhan ini untuk menceburkan diri ke telaga ampunan Allah, dan rasanya saya butuh bantuan dari Anda untuk mewujudkannya.

Maka dari itu, dengan ini, saya, Adri Firmansyah a.k.a Q-Bho, memohon MAAF yang sebesar-besarnya, lahir dan batin, atas semua salah dan khilaf yang pernah saya lakukan kepada anda, baik disengaja atau tidak disengaja. dan apabila masih ada hutang atau janji, atau piutang saya pada anda yang belum terselesaikan, mohon hubungi saya secepatnya, agar, kita bisa sama-sama diskusikan cara terbaik untuk menyelesaikannya. Jika anda lupa pada hutang atau janji saya, atau anda malas menghubungi saya untuk menyelesaikannya, sudi kiranya anda mengikhlaskannya demi pertemuan kita di JannahNya kelak.

Demikian permohonan ini saya sampaikan, moga berkenan di hati anda, dan mengekalkan ikatan hati kita. Jazakallah Khairan katsir.

Allahumma balighna fii Ramadhan... Allahumma balighna fii Ramadhan...


Wassalamu'alaikum. wr.wb.



Best Regard,



Adri Firmansyah
0818115634 / 021- 99052960
renaiscience@gmail.com
lessavoir.blogspot.com

Wednesday, September 05, 2007

...

Di redup sinar rembulan
Kurindu mentari menyinari
Di hening gelap malam
Kurindu pagi tuk kembali..

Tuesday, August 28, 2007

Kepada para mahasiswa....

Beberapa waktu lalu, gw pernah ditanya sama seorang anak teknik angkatan 2005 tentang apa-apa aja yang harus dipersiapkan semasa kuliah agar pas lulus nanti gampang dapet kerja. Waktu itu gw, secara spontan, cuma jawab seadanya. Begitu sampe kamar gw merenung sebentar, dan menyadari betapa pentingnya jawaban gw disampaikan secara akurat buat anak itu. Di dunia pasca kampus, gw sering menemukan teman-teman yang menyesali masa kuliahnya karena modal ilmu buat dia kerja belum cukup. Sebagian diantara mereka ada yang beralasan kalo dulu waktu kuliah, dia terlalu naïf, dan ga coba membuka wawasan tentang dunia kerja. Hal itu bikin dia lalai, dan memandang kuliah dengan sempit : sebagai satu jalan mendapat gelar sarjana.

So, gw putuskan untuk mencari tau dan memberikan jawaban terbaik yang bisa gw kasih ke dia. Dan sekarang, jawaban itu coba gw share disini :

  1. English is a must

Sampai sejauh ini, dari sekian puluh pengumuman lowongan pekerjaan yang gw liat di internet, gw Cuma nemu kurang dari lima perusahaan yang ga mensyaratkan kemampuan berbahasa inggris dalam requirement calon karyawannya. Bukan hanya itu, era pasar bebas bakalan ngebuat probabilitas kita dealing dengan orang asing di dunia kerja semakin besar, dan saat itu, bahasa inggris mutlak diperlukan.

  1. Be familiar with computer.

Syarat menguasai beberapa program computer, juga selalu gw temukan di requirement perusahaan….. Ya iyalah, secara sekarang dunia ini udah “diputer” pake makhluk yang namanya komputer itu.

  1. IP diatas 3 cuy….

Banyak orang bilang, IP ga menentukan yang terbaik, tapi hasil terbaik mungkin dimulai dari IP. Nyatanya buanyak buanget perusahaan yang berasumsi mereka yang punya IP lebih besar 3, lebih tahu harus berbuat apa di dunia kerja. Minimal, IP 3 mengindikasikan mereka adalah orang yang mau berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

  1. Cobalah untuk mencicipi organisasi kampus

Cukup banyak loh perusahaan yang require pengalaman berorganisasi pada calon karyawannya. Asumsi mereka adalah orang-orang yang aktif berorganisasi di kampus lebih punya confident untuk dealing dengan orang lain, selain itu, organisasi jadi indikasi aktif atau tidaknya seseorang dalam bekerja. Asumsi lain adalah bahwa organisasi adalah simulasi kecil-kecilan dari dunia kerja. So cobalah berorganisasi, walaupun cuma jadi staff di himpunan jurusan.

  1. Tingkatkan skill komunikasi.

Tips: sering sering liat acara berita di TV. Dari situ lu bakal dapet banyak informasi terkini (makin luas wawasan, makin jago loe ngomong), plus belajar cara ngomong yang elegan dari si pembaca berita.

Selain lima point diatas ada hal lain yang harus diperjuangkan seorang pencari rezeki. Ingat bahwa rezeki itu milik Allah, so.. sebisa mungkin kita hindari murka Allah. Banyak-banyak berdoa dan sholat sunnah dhuha, insya Allah rezeki yang didapat bukan hanya berlimpah, tapi juga berkah.

Monday, August 27, 2007

PROTES!!!!!

Gw heran, kenapa hari gini masih ada aja oknum sebuah harokah membicarakan kejelekan harokah lain, seolah-olah harokah tersebut adalah gerombolan sesat yang menyeru pada selain Allah. Bukankah hal ini malah akan melemahkan barisan pejuang Islam. Miris banget ga sih, ngeliat temen kita yang tampilannya soleh, bertutur manis, dan rajin tilawah, membicarakan keburukan sebuah harokah dalam satu sesi liqo…? Padahal di harokah yang sedang diungkit keburukannya itu tergabung teman-teman kampusnya yang juga soleh dan mencintai agamanya. Sadar ga sih mereka kalo mungkin aja, Hal ini bener-bener telah membuat bencana di kalangan ummat, dan memperlambat datangnya pertolongan Allah akan kejayaan islam.

Kenapa sih harus ada aktifis mushola yang berbicara hal negative tentang HT dan Salafi, kenapa juga harus ada pemuda soleh berjenggot tipis dengan celana mengatung menganggap ikhwanul muslimin penuh bid’ah. Kenapa kalo gw menjadi anggota salah satu diantara harokah tersebut, ada sebagian orang soleh yang mencibir gw…? Emangnya kenapa kalo gw ikhwah? Bukankah gw dan jamaah ikhwah memimpikan dan berjuang mati-matian demi tegaknya syariat islam di seantero dunia, walaupun itu ditempuh dengan masuk ke system Negara…? Toh gw tetep cinta Allah , gw mentauladani rasulnya, dan gw ngaji…. emang kenapa juga kalo gw salaf? Bukankah salaf memimpikan dunia yang damai seperti waktu Rasulullah masih hidup, bukankah jamaah ini mati-matian memperjuangkan kemurnian agama dan ajaran Muhammad… emang kenapa kalo gw HT? bukankah cita-cita gw menjadikan kekhalifahan islam memimpin dunia adalah cita-cita yang mulia, dan wajib diperjuangkan…?

Meen… kenapa sih loe harus pusing-pusing ngomongin orang lain…. Padahal loe tau kalo sebenarnya orang itu juga cinta mati sama Allah..? Kenapa sih harus menghabiskan waktu menggunjing tentang yang lain, yang masih banyak benernya, yang masih sholat, yang masih ngaji, yang masih menyebarkan peringatan serta kabar gembira dari Al-Quran ke orang-orang yang membutuhkan, padahal diluar sana yahudi-yahudi blangsak itu udah terkekeh-kekeh menyaksikan kaum muslimin makin megap-megap diujung popor senapannya…..

Tolong katakan pada gw, seandainya gw bermimpi satu saat nanti, semua harokah yang ada duduk dalam satu meja, merundingkan semua hadits atau apapun masalah yang mereka perselisihkan dengan kepala dingin tanpa ada satupun yang merasa paling sorga, berjuang bersama melawan para laknatullah dan membangun Madinah baru dalam satu panji syahadat, apakah itu cuma akan jadi mimpi kosong…? Jika tidak, tolong kasi tanda dan jaminan ke gw tentang hari terwujudnya mimpi gw itu…!!!!


Allah... sudi kiranya Engkau mendekatkan hati-hati kami, dan mengusung langkah kami dalam satu derap menuju tegaknya KalimatMu

Saturday, August 25, 2007

Tentang Lapindo

Dulu gw adalah orang yang bener-bener ngeliat kasus lapindo sebagai kesalahan mutlak keluarga Bakrie. Gw juga bener-bener mengutuk pemerintah karena terlampau lemah terhadap konglomerat dan betapa pemerintah terlalu berpihak padanya. Tapi sekarang, pandangan gw itu sedikit bergeser (sedikit loh) setelah gw berdiskusi dengan vice president salah satu Bank swasta terkemuka di negeri ini, dalam satu sesi interview. Si bos itu coba ngajak gw buat put my feet on the CEO Lapindo shoes. Dari situ akhirnya gw dapet sudut pandang yang lebih luas dalam melihat masalah ini.

Begini, kalo ga salah, Lumpur itu muncrat ke permukaan akibat ada mata bor yang patah di kedalaman tertentu sedemikian sehingga, gas-gas yang ada pada kedalaman tersebut mempunyai ruang untuk berpindah tempat ke daerah dengan tekanan lebih rendah sambil membawa serta partikel-partikel bumi yang ada di sekelilingnya. Jadi letak awal kesalahannya adalah dalam penggunaan dan pemilihan mata bor tersebut. kuat dugaan bahwa mata bor yang digunakan tersebut, adalah mata bor dengan kualitas yang sedikit di bawah kualitas yang disyaratkan untuk pengeboran tersebut, namun tetap digunakan dengan alasan meminimalisir biaya produksi. Dari sini memang tampak bahwa lapindo telah lalai, tapi hey, tidakkah pola pikir seperti itu tidak asing kita dengar??? Menurunkan sedikit kualitas agar biaya produksi kecil yang penting barang tetap jadi dan keliatan bagus. Contoh kecil dan sering kita temui adalah penggunaan helm batok oleh para pengguna motor di Jakarta. Helm ini tidak cukup kuat melindungi penggunanya dari benturan, tapi ia cukup laku di pasaran karena harganya murah, dan penggunanya tetap bisa melenggang di jalanan tanpa perlu khawatir di tilang polisi. Contoh lain adalah penggunaan minyak jelantah dalam memasak, yang ini umum dilakukan oleh banyak ibu-ibu rumah tangga di seluruh Indonesia, baik yang berpendidikan tinggi ataupun yang tidak berpendidikan. Ibu-ibu itu berpikir ekonomis, demi menghemat pengeluaran bulanan. Toh rasa masakannya pun tak terlalu jauh berbeda.

Jadi, kelalaian yang dilakukan oleh para perencana pengeboran di Lapindo, adalah kelalaian yang umum dilakukan oleh banyak elemen masyarakat di negara ini. Siapapun orang yang berada pada posisi mereka, mungkin juga akan melakukan kelalaian yang sama. Jadi kesalahan ini, beserta akibatnya yang maha dahsyat, sesungguhnya bukan saja teguran, jika tidak mau dikatakan Adzab, bagi keluarga bakrie dan Lapindonya, tapi ini juga teguran bagi seluruh warga Indonesia atas pola pikir yang demikian terbelakang yang telah terinternalisasi secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dan agaknya Allah memang mengarahkan agar kita semua juga turut ambil bagian dalam menjawab teguran ini. Bakrie dan Lapindo jelas tidak akan punya cukup biaya untuk menutupi seluruh kerusakan yang ada. Pemerintahpun sudah nyaris angkat tangan dalam kasus ini, bahkan para ilmuwan cerdas dalam dan luar negeri yang sukarela menangani kasus ini dibuat ampun-ampunan tidak berdaya, mereka sudah putus asa dengan segala usaha yang telah mereka lakukan. Kasus ini benar-benar berada di luar jangkaun manusia yang hidup sekarang. Salah seorang ilmuwan dari universitas negeri ternama di indonesia ada yang secara spontan, setengah berputus asa, mengatakan bahwa hanya taubat dari seluruh warga negara indonesia lah yang bisa menanggulangi musibah ini. Dan mungkin memang itulah solusinya, karena jika tidak, beberapa masa ke depan, bukan hanya sidoarjo yang harus kita relakan di elan Bumi, tapi mungkin juga seluruh Indonesia. Wallahu Alam Bi Showab..........


Bring My Aa Gym Back, Pleasee...!!!

Sudah berbulan-bulan sejak kasus poligami AA Gym mencuat ke permukaan, tapi sampai sekarang, kasus itu masih menyisakan tanda tanya besar buat gw. Poligami memang sudah menjadi momok yang menakutkan bagi kaum hawa di indonesia, dan image nya pun kadung negatif di mata masyarakat indonesia karena acap kali dilakukan oleh pria-pria berbirahi berlebih dan tidak terkontrol. Tapi untuk kasus AA Gym, menurut gw, seharusnya masyarakat bisa lebih bijak menilai, karena, walaupun Poligami sering disalahgunakan, tapi toh dalam islam, Poligami tetap perbuatan halal asal dilakukan sesuai ketentuan. Setau gw AA Gym telah cukup memenuhi syarat untuk melakukannya, ilmu dan hartanya cukup untuk membantunya bersikap adil di kemudian hari. Plus satu lagi, Aa Gym pun tidak mendzalimi istri pertamanya, karena proses ini dilakukannya dengan sepengetahuan dan seizin istrinya. teh ninih sendiri yang bilang kalo beliau sudah memberi izin ke AA untuk ber poligami, bahkan, konon kabarnya, teh ninih lah yang memilihkan Alfarini untuk AA.

So salahkah AA..? jawabannya mungkin berimbang antara yang mengatakan AA salah dan AA tidak bersalah, tapi, sayangnya, terlepas dari dapat dibenarkan atau tidaknya tindakan AA, beliau toh harus merasakan hukuman yang cukup berat, dari mulai intimidasi, hinaan, cercaan, hingga krisis kepercayaan yang berdampak cukup signifikan pada bisnisnya, dan terutama dakwahnya. Hmmm.. kasian yah Aa, dihukum karena menjalankan sesuatau yang benar, namun salah dimata orang lain yang juga belum tentu benar.

Menurut gw, ada dua elemen yang berperan besar dalam menghukum Aa Gym. Yang pertama adalah wanita, dan kaum ini adalah elemen yang memberikan pukulan paling keras kepada Aa. Issue yang mereka jadikan senjata adalah bahwa Aa telah menyakiti hati wanita. Buat gw, ini suatu pernyataan yang aneh, karena kalaupun ada wanita yang sakit hati, maka dia adalah teh ninih, tapi sekali lagi, bukankah teh ninih sudah ikhlas, dan tidak merasa sakit hati kepada Aa. Lucunya lagi, para wanita merasa sakit hati pada Aa padahal Aa jelas- jelas berpoligami dan menikah secara sah dan benar, tapi mereka tidak ambil pusing dengan tindakan sebagian artis indonesia yang sering gonta-ganti pasangan ataupun yang terang-terangan ketauan melakukan hubungan intim di luar pernikahan yang sah.

Elemen kedua adalah media massa. Untuk yang satu ini, rasanya gw nggak perlu banyak komentar, karena mereka memang institusi bisnis yang mengedepankan analisa untung rugi dalam membuat rancangan program mereka.

Satu hal yang paling gw sayangkan dari hukuman untuk Aa Gym, yaitu bahwa negeri ini telah kehilangan satu sosok yang cukup berjasa menata hati bangsa. AA mungkin bukan ustadz sekelas Alm. Rahmat Abdullah atau Hidayat nur wahid, tapi peran beliau cukup signifikan dalam menarik ”muslim2 terluar” selangkah lebih dekat pada agamanya. Mereka yang tadinya masih doyan merokok, sebagian mulai punya tekad untuk sedikit demi sedikit menjauhi rokoknya, ibu-ibu yang tadinya sering menggunjingkan suaminya kepada orang lain, mulai menyadari kesalahannya, dan banyak lagi contoh lainnya. Sosoknya begitu inspiratif dan sejuk, dan kini, belum ada lagi sosok lain yang cukup tangguh menggantikan perannya. Jadi kepada para wanita, media massa atau siapapun yang telah berperan ”menghabisi” Aa Gym, Please, with all my respect, bring him back to me and to moslem society that need his help.


4'33"

Huh nampaknya Emilia earhart takkan pernah kembali

Hilang melanglang mewujudkan mimpi

Hmm.... Bagus untuknya..

Setidaknya dia telah menggenapkan dunia idamannya


Lagipula, dunia takkan pernah tahu

Mungkin saja dia telah menjelajah seluruh penjuru

Mengitari tiap biru langit dunia

Hingga bosan dan memutuskan untuk menembus semesta

Lalu menemukan satu tempat di kejauhan nestapa

Yang mungkin maya,

tapi jelas ia tidak fana


Lihat, dan dengarlah ini

Emilia yang tak hadir lagi

Kini tak perlu lagi bermimpi

Karena ia akan selalu disana berdiri

Ia tak lagi membutuhkan pesawat rapuh

Terbang hanyalah masalah bagaimana menggerakkan tubuh


Jadi janganlah bersedih little miss sunshine

Biarkan emillia mu menikmati alamnya

Keringkanlah air matamu

Masih ada Bojangles di sebelahmu

Dia akan terus menari untukmu

Mengiringimu menjelajah luasnya planet biru


Satu saat nanti kau pun akan terbang

Dengan pesawatmu sendiri

Ia kan selalu siap membawamu

Kemanapun kau mau

Bahkan kau pun bisa berkunjung ke dunianya Emillia

Sesaat, lalu kembali ke duniamu


Dan untukmu kapten

Apa yang terjadi dengan

”Bahkan Tuhan tidak bisa menenggelamkan kapal ini!”

Tidakkah keangkuhanmu telah menenggelamkannya...?

Jadi bagaimana rasanya huh...?

Malu...? sedih...? kecewa...? HANCUR...?

Bahteramu kini bahkan tak lebih kokoh

Dari sampan nelayan tua yang rapuh

Tak ada lagi kebanggan

Tak ada lagi kehormatan

Ombak ganas telah memisahkan

Ambisi dari kejayaan

Seperti terpisahnya nona bangsawan jelita

Dari pekerja kasar yang baru saja menang taruhan


No...no...no...Michaelangelo

Bukan di atas tanah kau tuang tintamu

Menengadahlah ke atas

Lihat langit-langit bangunan megah ini

Di sanalah imajinasimu kau tuangkan

Campurkan ia dengan harapan

Baurkan dengan kebahagiaan

Ya... seperti senyum simpul

Malaikat kecil di kubah gereja tua


Tahukah kau diluar sana ribuan mata tengah menanti

Apalagi yang hendak kau lukis

Agar mereka dapat memanjakan diri

Menikmati indahnya kenyataan yang tak sekedar khayalan

Jadi segeralah kau ambil kuas kecilmu itu

Dan megahkan kubah ini dengan warnamu.


Ps :

4'33" bukanlah merujuk sebuah ayat dalam injil atau Al-Quran, dia adalah lagu karya John Cage yang mungkin tidak populer bagi banyak orang di Indonesia, tapi sangat fenomenal. lagu ini tidak menggunakan not ataupun instrumen dalam memainkannya. kita cukup diam selama 4 menit 33 detik, dan lagu itupun selesai dimainkan, penontonpun akan bersorak, dan seisi teater akan bergemuruh. Aneh...? ya, memang demikian adanya, tapi 4'33" benar-benar sebuah lagu. tidakkah dalam keheningan ada nada yang mengalun, dan kata-kata yang menguntai mengiringinya...? John cage tidak menulis liriknya secara spesifik, ia menyerahkannya pada setiap orang yang kelak akan memainkannya. lirik di atas adalah ciptaan penulis, boleh dibaca, tapi mungkin akan kurang bermakna jika ditiru. jadi ciptakanlah lirik 4'33" mu sendiri.

Selalu Dengan-Mu

Adakah, waktu yang tak berbatas.
Untukku, merasa bahagia
Saat-saat aku jatuh cinta.
Saat kuterbang jauh kesana
Selalu denganMu... kasihku selamanya
Selalu denganMu... cintaku bersama


Kaulah matahari dalam hidupku.
Dan Kaulah cahaya bulan di malamku
HadirMu selalu akan kutunggu.
CintaMu selalu akan kurindu.
Selalu denganMu kasihku selamanya
Selalu denganMu cintaku bersama


Tahukah Kau diriku.
Tak sanggup hidup bila Kau jauh dariku
Kuingin, dipelukMu selalu


HadirMu selalu akan kutunggu.
CintaMu selalu akan kurindu.
Dan tiada lagi batas ruang waktu


CHORUS:
Oh Tuhan tetapkan rasa cintaku ini hanya untukMu
Selalu setia selama-lamanya.


Tahukah Kau diriku
Tak sanggup hidup
Bila Kau jauh dariku



-----------tompi--------------




Ya Allah, Sungguh tak ingin lagi aku berjarak dariMu............
I LOVE YOU GOD!!!!!!!

Friday, August 24, 2007

Savoir Aimer

Sampanku terombang
Ia lelah dan hendak merapat
Pandangku berkeliling, nak jumpa dermaga

Malang, tak kugapai jejaknya

Aku bertanya pada malam

Malam hanya menggelap semakin temaram
Lalu kusapa Rembulan
Ia pun bersembunyi di balik awan kelam

Di kejauhan secercah angan seakan mendekat

Membawa harapan dan tausiyah kesejukan
Kemudian bayangnya merapat
Menawarkan Secawan anggur yang tersaji elok lagi memabukkan


Aku kini tertidur di sisi kepalsuan
Demikian letih belari dari kemestian
Mimpiku mewujudkan angan membutakan harapan
Tak lagi bisa kubedakan sejati dan kehampaan

Badai bertiup kencang menghakimi

Mematahkan panji yang lama tegak berdiri
Tersungkurku tanpa dapat memaknai
Terjerembab dalam kehinaan duniawi

Apa yang akan lirih membisik dari bibirku
Sungguh aku tak tahu
Demikian terjebak dalam sangkaan tak menentu

"Kemana akan kau buang kisah itu??"

Samudera air mata mulai menggenang menyesali
Aku sungguh tak mampu sembunyi
Entah kemana akan kutemui
Cadar kelabu tuk tutupi wajah dari Illahi

Kemana
(pula) kucari Syurga
Tempat melabuhkan
(cinta dan) jiwa
(Sungguh) telah kurambah Rimba nestapa
Tak kutemukan jejaknya

Dan sungguh benar-benar ingin kucari

Karena nikmat-Nya senantiasa menghampiri
Bahkan ketika Adzab-Nya pantas mengadili
Cahaya-Nya tetap menyeruak, merayu hatiku untuk kembali

Duh Illahi Rabbi...
Dekatkan diriku pada-Mu
Hati sesak ini
Jauh dari kasih-Mu

Biar tertatih kini, aku akan mengemis
Kepadanya ku titip salam jumpa dalam hamparan sejati
Kukayuh sampan menerjang ombak dengan Ridho-Mu
Kurindu wajah-Mu membelai jiwa yang tenang.





Pojok tangga CORDOVA
dalam alunan "Jejak Surga" Snada

Thursday, August 23, 2007

Shubuh di Rhaudhah

Pagi itu syahdu
Tiada kokok Jantan yang menyeru rindu

Hanya tersisa Gema yang bersahut mendalu
Ingatkan Jiwa tuk segera mengadu

Ramai langkah berlomba setengah berlari
lewati pualam dan meneguk zam-zam
taman surga sungguh menarik hati
sesak berdesak berehat menoleh salam


Duhai diri...
tidakkah ini saat yang kau nanti
kekasihmu begitu dekat berbaring
membasuh hati yang mulai mengering

Ya... Rabbana....
di rumah Rasul-Mu kusampaikan gundahku

akan dunia yang kian menggoda
dan lebam biru sudut hatiku

sungguh tiada berdayaku kecuali meratapi
hanya pada-Mu kugantung harap untuk dinanti
cicipi nikmat yang tak hanya sesaat, tanpa tepi sejati
ketika Raudhoh kembali, rasul dan Cinta-Mu bersanding abadi

Maha Baik Allah, Dengan Segala Nikmat-Nya

Menurut gw, takdir pada dasarnya adalah himpunan pos pemberhentian dan jalan yang panjang. di ujung tiap jalan yang panjang selalu ada pos pemberhentian. ada pos pemberhentian yang menawarkan hadiah indah untuk dijadikan bekal (kita sebut pos nikmat), tapi ada juga pos yang "menghadiahi" beban yang bakalan sangat memberatkan jalan, dan mematikan semua mimpi (kita sebut pos nista). Tugas kita sebenarnya adalah meniti jalan panjang itu, dan selalu memilih pos pemberhentian yang tepat agar bisa bawa banyak bekal yang nikmat di jalan. tapi sayangnya justru kebanyakan dari kita malah tergelincir masuk ke jalur yang salah. sebabnya adalah karena kebanyakan jalan menuju pos nista itu dihiasi pajangan2 indah yang sangat menggoda mata dan menarik hati. nikmatnya pun bisa langsung dirasakan, walau sifatnya hanya sementara. akhirnya, hancurlah semua mimpi, dan penyesalan yang teramat sangatlah yang menjadi penutup cerita perjalanan.


sebagai Rabb yang Maha sayang kepada kita, sebenernya Allah selalu membisikkan secara lembut ke tiap hati tentang petunjuk jalan yang benar dan akan mengantar kita ke kenikmatan tanpa batas. tapi entah kenapa kebanyakan kita justru menolak bisikan itu, dan beralih ke bisikan lain yang jelas2 pengen minta ditemenin di negeri penuh siksa. kita menolak untuk berkomunikasi dengan Allah Yang Maha menciptakan, dan rajin menjalin "hubungan intim" dengan Makhluk yang jelas binasa. kita campakkan cinta Allah, dan gigih mencari cinta buta nyawa yang hina. tapi walaupun begitu, tetep aja limpahan nikmat dan sayang Allah terus mengalir buat kita.
duuuhhh....Baik banget ya Allah.....

Pada-Mu ku harapkan cinta

kau balas dengan limpahan sayang

pada-Mu aku panjatkan do'a

kumohon ampunan

pada-Mu

aku kembali

kubawa titipan usia yang Kau beri

mohon Kau sudi untuk kutemui

(pada-Mu----Fathin Hamama)

FULL OF HUMILITY

Put all our pride away
always find a gentle word to say.
You know we shouldn’t fool ourselves
Allah has given so much to you and me.

Put all our pride away,
always thank Allah when we pray.
You know we shouldn’t be full of ourselves
when we, should be full of humility.

We’re all living here together on this planet floatin’ `round the sun.
We’re all equal to one another, no one’s better than anyone.
The only thing we'll find to weigh us all apart
is the faith only Allah can see, deep inside our hearts.

Trying hard to simply be humble and never act too proud,
it’s easy to trip and stumble with your nose up above the clouds.
It’s always best to be modest and keep our feet on the ground
`cause pride can eat us up inside when we’re arrogant and loud.

Put all our pride away
always find a gentle word to say.
You know we shouldn’t fool ourselves
Allah has given so much to you and me.

Put all our pride away,
always thank Allah when we pray.
You know we shouldn’t be full of ourselves
when we, should be full of humility.

Dawud Wharnsby Ali

Waktu merenungi Waktu

Tiap hentakan detik adalah gerbang yang dilalui masa lalu, dinikmati masa kini, dan dijelang masa datang dalam satu ketika.

Betapa hari yang dijanjikan begitu cepat mendekat, menerjang tiap batas impian sambil lantang mengingatkan akan kesungguhan persaksian alam ruh, dan pengadilan sumpah tiap anai yang berterbangan.

Maka berbahagialah mereka yang menghimpun waktu dalam luapan kasih Sang Pencinta Sejati, Allah Rabbul Izzati!!!