Minggu kemarin di UI kampusku tercinta, lagi meriang sama tema pemilihan ketua BEM baru….. walaupun sekilas Nampak pemilihan ketua BEM kali ini sangat adem ayem, tapi nyatanya, orang2 di sekitar gw diem2 ikutan juga berkomentar tentang masalah ini. Calon ketua BEM kita kali ini ada 2, yang satu namanya Mr “E” dari sebuah fakultas “P” yang konon disebut2 sebagai calon yang direkomendasikan oleh “sekumpulan mahasiswa berjenggot dan berjilbab”. Sementara yang satu lagi bernama Mas “B” alias “asori”, seorang kawan dari Fakultas berinisial “FE” (AYO TEBAK-AYOTEBAK…..) dan merupakan calon “independen” bermotivasi internal yang punya banyak fans di BEM nya AzMu.. si Mr. “E” , konon bukanlah orang yang popular di dunia politik kampus, sementara mas “B” adalah orang yang sering muncul di TiPi dan diatas panggung mobil sound.
Komentar yang bermunculan seputar pertarungan mereka berkutat di sekitar rekomendasi, dan kepantasan.. banyak temen gw yang mempertanyakan tentang kenapa Mr “E” yang dipilih, emangnya ga ada calon lain yang lebih kompeten dan berpengalaman di dunia politik kampus…. ???dan ternyata memang, pada saat kampanye, keliatan jelas kalo si Mr “E” masih terlalu “merah”…. Hmmm… buat yang satu ini, gw ga bisa komentar banyak, karena gw, sebagai orang yang ga di kampus lagi, udah banyak ga paham tentang kondisi terkini dari dunia politik mahasiswa, dan gw berprasangka baik, bahwa ADeK-ADeK di kampus pasti sudah melewati proses panjang dan terjaga dlm membuat keputusan tsb… Namun demikian, sebagai pertimbangan, untuk siapapun yang baca, coba simak :
“Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepe mimpinan kecuali dengan ditaati, maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahte raan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)
Masalah lainnya yang banyak dipertanyakan sama teman2 gw adalah, kenapa “mereka yang berjenggot dan berjilbab” harus merekomendasikan seseorang, dan kenapa mereka mewajibkan sesamanya untuk memilih yang direkomendasikan tersebut…? Sebagian dari mereka bahkan bilang : “ih… koq kaya ga dewasa gitu sih, udah mahasiswa, milih begituan aja di pilihin, emang ga bisa mikir buat milih sendiri aja apa..??”….. hayo..hayoo.. yang berjenggot dan berjilbab bantuin jawab……..!!!!!! sebetulnya ini pertanyaan klasik, yang dari tahun-ke tahun selalu ditanyain orang… menurut gw, mungkin mereka yang berjenggot dan berjilbab itu mengambil analogi dari sebuah jamaah dalam Islam. Mereka berkumpul bersama, dalam satu visi, cerdas dan lebih bermanfaat, menuju satu kejayaan… lalu mereka membentuk sebuah system yang dapat mengatur dan mengakomodir kepentingan dan tujuan bersama, dengan satu harga : ke taatan…. Nah, hati-hati, kata ketaatan disini jangan disandingkan dengan aliran sesat, atau taklid buta, tapi lebih kepada komitmen dan kekompakan, dan ini jelas perlu dimiliki dalam sebuah kelompok atau team…(bener ga?) karena tanpa dua hal tadi atau bahkan pelanggaran pada salah satunya akan membuat team menjadi goyang dan lajunya menjadi terhambat. Selain itu, karena mereka yang berjenggot dan berjilbab jumlahnya cukup banyak, tentu perlu ada perwakilan dari mereka , yang mereka percaya, untuk mewakili mereka membahas sesuatu yang penting dan menyangkut kepentingan bersama, tapi tidak lupa memperhatikan pendapat dari semua jenggot dan jilbab.. mereka inilah yang kemudian diangkat menjadi pemimpin2 mereka, dan karena mereka adalah pemimpin dalam kelompok ini, ditambah keyakinan bahwa mereka akan mengusahakan yang terbaik untuk kepentingan bersama, juga karena berdasar atas :
“Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepe mimpinan kecuali dengan ditaati…………...” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)
Maka keputusan mereka adalah keputusan yang harus ditaati oleh siapapun yang berkomitmen mengangkat mereka sebagai pemimpin dalam kelompok mereka. Tidak berhenti sampai disini, tugas selanjutnya dari para pemimpin tersebut adalah sedapat mungkin hasil keputusan itu dapat dipahami oleh seluruh elemen jenggot dan jilbab, beserta seluruh pertimbangannya sedemikian sehingga komunitas jenggot dan jilbab maklum, mahfum dan ikhlas akan keputusan tsb, karena :
“………….maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahte raan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)
Begitulah saudara-saudara sekalian… pengangkatan Mr “E” menurut gw didasarkan pada hal2 yang gw sebutkan diatas, dan dengan sebuah niat untuk memberikan yang terbaik bagi UI dan dunia kemahasiswaan.
Bagaimanapun gw percaya kalo kampus gw masih kampus yang baik2, yang terbaik masih menjadi pemenang.
Bravo UI, Bravo Mahasiswa
No comments:
Post a Comment