Adalah sebuah ketentuan bahwa setiap grup abelian adalah komutatif, dan adalah jelas bahwa setiap subgrup dari grup abelian adalah normal. namun sayangnya, fakta tentang dunia tidak sesimple teori matematika tersebut. kenyataannya dunia itu sengaja dibentuk seperti bola. tidak ada satupun manusia di dunia yang dapat memastikan sebuah tempat sebagai sisi paling barat bola dunia. yang ada hanya kesepakatan tentang titik awal dimulainya waktu dalam satu hari, atau kesepakatan peletakan sebuah tempat dalam peta.
Albert Einstein pernah berceloteh bahwa ada pandangan relative mengenai perjalanan seseorang dalam sebuah kereta yang melaju. Bagi pengemis yang menengadahkan tangan dan mengiba di pinggir stasiun, kereta dan orang2 yang berada di dalamnya bergerak menjauhinya, namun bagi mereka yang berada di dalam kereta, pengemis dan seluruh stasiun lah yang berjalan menjauh. mungkin teori relativitas ini lah yang lebih cocok untuk dijadikan acuan melihat sebuah masalah yang terjadi di dunia sedemikian sehingga tidak ada konflik ketika berbicara mengenai barat dan timur bola dunia. atau ketika berbicara mengenai interpretasi sebuah kalimat dalam bahasa hukum yang diterjemahkan dari kitab hukum orang belanda.
Mungkin teori ini pula yang bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa partai-partai politik itu berseteru, padahal mereka konon punya tujuan yang sama, yaitu menjayakan Indonesia raya. Bisa jadi teori inilah yang ada ditengah-tengah perdebatan para pakar ekonomi tentang kenaikan harga BBM. Apakah mungkin, teori ini menjadi hal yang berada dalam titik buta dua kelompok yang berseteru tentang sesat atau tidaknya sebuah aliran keagamaan. Hmmmm...... Mungkin tidak ada salahnya jika interpretasi dari teori ini dijadikan semacam penghibur lara ketika ada seorang pemimpin yang lupa akan janji politiknya, atau ketika ada seorang hakim yang dipenjara karena tersangkut kasus hukum, atau ketika ada guru yang berjalan meninggalkan teori kuliahnya sendiri, atau ketika seorang teman berbalik menjadi lawan, ketika sahabat karib mengumbar aib sahabatnya, ketika ada kawan mempermainkan hati teman dekatnya, atau ketika ada seorang perempuan yang pergi meninggalkan pasangannya untuk bersama orang lain, atau ketika ada...... well... hal semacamnya lah... maksudku... mungkin kebenaran atau kebaikan juga berlaku relative terhadap waktu.....jadi tidak perlu kecewa atau sakit hati jika ada hal lain yang terjadi di waktu yang berbeda
Tapi... benarkah demikian... apa iya teori relativitas ini bisa berlaku umum...? lalu bagaimana dengan teori-teori matematika dan fisika lain.... tidakkah kebenaran mereka bersifat absolut... Hmmm... jika kebenaran dan kebaikan itu relative.... untuk apa kita definisikan kata-kata tersebut... maksudku... dengan relativitas, kata-kata tersebut menjadi meaningless...
Kereta boleh saja meninggalkan stasiun (atau stasiun meninggalkan kereta), tapi pengemis yang sedari tadi duduk lemas di pinggir rel tetap mutlak membutuhkan makanan, bukan hanya untuk dia, tapi untuk keluarganya. sang kekasih tetap akan sakit hati jika dikhianati, sahabat karib pasti akan kehilangan kepercayaan pada kawan yang kini menjadi lawannya, sang guru akan kehilangan integritas, dan sang pemimpin dicaci rakyatnya.
Tak perlulah einstein bangkit dari kubur untuk membuat teori sandingan relativitas, nyatanya memang teori kepastian itu ada.... kebenaran dan kebaikan absolut itu tercecer di jalan-jalan kota ini, menunggu untuk dipungut dan dikembalikan ke tempat yang seharusnya. hanya saja rupanya, manusia lebih senang untuk memilih nilai kebenaran palsu yang menyenangkan.
Yup... Dunia itu memang bulat Jenderal....kita bisa sesuka hati memilih label timur atau barat dari tanah yang kita pijak.
Albert Einstein pernah berceloteh bahwa ada pandangan relative mengenai perjalanan seseorang dalam sebuah kereta yang melaju. Bagi pengemis yang menengadahkan tangan dan mengiba di pinggir stasiun, kereta dan orang2 yang berada di dalamnya bergerak menjauhinya, namun bagi mereka yang berada di dalam kereta, pengemis dan seluruh stasiun lah yang berjalan menjauh. mungkin teori relativitas ini lah yang lebih cocok untuk dijadikan acuan melihat sebuah masalah yang terjadi di dunia sedemikian sehingga tidak ada konflik ketika berbicara mengenai barat dan timur bola dunia. atau ketika berbicara mengenai interpretasi sebuah kalimat dalam bahasa hukum yang diterjemahkan dari kitab hukum orang belanda.
Mungkin teori ini pula yang bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa partai-partai politik itu berseteru, padahal mereka konon punya tujuan yang sama, yaitu menjayakan Indonesia raya. Bisa jadi teori inilah yang ada ditengah-tengah perdebatan para pakar ekonomi tentang kenaikan harga BBM. Apakah mungkin, teori ini menjadi hal yang berada dalam titik buta dua kelompok yang berseteru tentang sesat atau tidaknya sebuah aliran keagamaan. Hmmmm...... Mungkin tidak ada salahnya jika interpretasi dari teori ini dijadikan semacam penghibur lara ketika ada seorang pemimpin yang lupa akan janji politiknya, atau ketika ada seorang hakim yang dipenjara karena tersangkut kasus hukum, atau ketika ada guru yang berjalan meninggalkan teori kuliahnya sendiri, atau ketika seorang teman berbalik menjadi lawan, ketika sahabat karib mengumbar aib sahabatnya, ketika ada kawan mempermainkan hati teman dekatnya, atau ketika ada seorang perempuan yang pergi meninggalkan pasangannya untuk bersama orang lain, atau ketika ada...... well... hal semacamnya lah... maksudku... mungkin kebenaran atau kebaikan juga berlaku relative terhadap waktu.....jadi tidak perlu kecewa atau sakit hati jika ada hal lain yang terjadi di waktu yang berbeda
Tapi... benarkah demikian... apa iya teori relativitas ini bisa berlaku umum...? lalu bagaimana dengan teori-teori matematika dan fisika lain.... tidakkah kebenaran mereka bersifat absolut... Hmmm... jika kebenaran dan kebaikan itu relative.... untuk apa kita definisikan kata-kata tersebut... maksudku... dengan relativitas, kata-kata tersebut menjadi meaningless...
Kereta boleh saja meninggalkan stasiun (atau stasiun meninggalkan kereta), tapi pengemis yang sedari tadi duduk lemas di pinggir rel tetap mutlak membutuhkan makanan, bukan hanya untuk dia, tapi untuk keluarganya. sang kekasih tetap akan sakit hati jika dikhianati, sahabat karib pasti akan kehilangan kepercayaan pada kawan yang kini menjadi lawannya, sang guru akan kehilangan integritas, dan sang pemimpin dicaci rakyatnya.
Tak perlulah einstein bangkit dari kubur untuk membuat teori sandingan relativitas, nyatanya memang teori kepastian itu ada.... kebenaran dan kebaikan absolut itu tercecer di jalan-jalan kota ini, menunggu untuk dipungut dan dikembalikan ke tempat yang seharusnya. hanya saja rupanya, manusia lebih senang untuk memilih nilai kebenaran palsu yang menyenangkan.
Yup... Dunia itu memang bulat Jenderal....kita bisa sesuka hati memilih label timur atau barat dari tanah yang kita pijak.
No comments:
Post a Comment