Di senja itu
Di keheningan padang arafah yang gersang
di desa sepi bernama Namira
Rasul Allah masih saja duduk diatas ontanya, Al-Qaswa
Memandang umatnya menuruni tebing-tebing dan perbukitan dalam diam, dalam kebisuan..
Angin masih saja bertiup semilir
seolah ikut menghantar mereka pulang
Sesekali langkah mereka terhenti dan menoleh kebelakang
Seperti tak ingin lepas dari wajah bening Rasul Allah di atas pelana ontanya..
" Ayuhan nas, isma'u qaulli - dengarkanlah kata kataku
Aku tak tahu apakah setelah hari ini, setelah hari yg suci ini
Aku masih bisa bertemu dengan kalian semua...
Ingatlah wahai saudaraku, aku tinggalkan pada kalian dua amanat,
jika kalian pegang erat, kalian pasti selamat dan tidak akan tersesat,
Kitabullah dan Sunnah Rasul Allah..
Suara sendu di perbukitan itu seakan pertanda, seakan firasat..
Dari kejauhan dari atas ontanya, Al-Qaswa,
Rasul Allah masih saja memandang umatnya..
Seakan berat melepas kepergian mereka..
Sahabat dan pengikutnya pelahan surut dan kemudian pulang kerumahnya..
Abubakar yang arif tersedu menangis menitikkan air mata
Hatinya berdesah dan berbisik " Ya Rasul Allah benarkah kita tak akan bertemu lagi?
Pada suatu malam di Padang Baqi,
di pekuburan para syahid yang sepi
isyarat dan tanda itu ditiupkan kembali
kemudian terdengar suara Rasul Allah lirih
" Salam sejahtera wahai kalian penghuni kubur,
ingatlah Hari akhirat lebih berat
pembalasannya daripada di dunia "
" Wahai engkau yang terbaring di tanah ini
kami pasti akan bersua dan menyusul kalian disana "
Di hamparan makam Baqi,
Tanda tanda telah dinampakkan lagi
Demam dan keletihan
mulai membalut tubuh Rasul Allah, manusia pilihan Tuhan.
Dengan terikat kain di kepala, Rasul Allah tertatih tatih berjalan
bertopang pada Ali bin Abi Thalib..
dituntun oleh AL-Abbas, menuju rumah Aisyah..
Di pembaringan,
tubuh Manusia Agung itu, panasnya semakin memuncak dan semakin memuncak....
Keringat mulai mengucur dan membasahi wajah dan jubahnya...
Di pangkuan Aisyah
Rasul Allah menyandarkan kepalanya
dan kemudian terdengar desah suaranya yang lirih bergetar...
" Wahai Aisyah, ketahuilah bahwa Malaikat pencabut nyawa telah datang
dan berbisik padaku,
" Ya Rasul, Allah Azza Wa Zalla telah mengutusku dan menyuruhku agar tidak
mencabut ruhmu kecuali dengan izinmu "
' Ya Rasul Allah aku menunggu perintahmu "
" Tunggulah, tunggulah sampai Jibril datang padaku" pintanya berlahan.
Tak lama kemudian, dalam keheningan, bersama desiran angin padang pasir
Jibril datang dihadapan....
Suasana terasa demikian syahdu dan semakin mencekam..
" Ya Muhammad sesungguhnya Allah telah rindu kepadamu " Jibril berbisik
" Wahai Jibril jangan tinggalkan tempat ini, temani aku saat Izrail hendak
mencabut ruhku " pinta Rasul Allah.
Angin padang pasir seakan berhenti bertiup dan memberi tanda duka
Awan seakan memayungi rumah Aisyah yang begitu sederhana.
Fatimah, putri kesayangan mencium ayahandanya yang terbaring kelelahan
Wajahnya memendam duka dan kesedihan yang kian mendalam
Dengan perlahan Rasul Allah meraih wajah putri terkasih itu
dibisikannya sesuatu yang membuat ia menangis tersedu
dibisikannya lagi sesuatu yang membuat ia tersenyum haru
"Wahai putri kesayangan Rasul, apa gerangan yang terjadi ? "
" Aku sedih, aku menangis dan menitikkan air mata karena Ayahanda mengatakan akan kembali kepada Tuhannya"
" aku tersenyum karena dibisikkan bahwa akulah yang pertama akan menyusulnya"
Di pembaringan, Lelaki Agung itu masih saja menengadahkan wajahnya ke langit,
kemudian terdengar suara lirih setengah berbisik " Ummati, Ummati...Ya Rabb..
Ummati....
Dengan wajah memendam duka Aisyah menarik tubuh lunglai itu ke pangkuannya.
Dalam keletihan, Rasul Allah membasuh tangannya dan kemudian mengusapkan
air kewajahnya..
Diantara desah nafas yang kadang tersendat, terdengar doanya lirih..
" Ya Allah, ampunilah dosaku, Rachmatilah aku,
pertemukan aku bersama orang yang Engkau beri nikmat,
para Nabi, Shidiqqin, Syuhada dan Shalihin,
Ya Allah, ampuni dosaku, ampuni dosaku..."
Tangan Manusia Agung yang lunglai itu kian terkulai....
Izrail pelahan datang mendekat, sambil mengucap salam kepada Manusia Agung
pilihan Tuhan itu...
" Apa yang engkau perintahkan kepadaku wahai Muhammad ? "
Terdengan suara yang semakin lirih berbisik,
" Al-hiqnii bi Robbil'an, AL-Hiqnii bi Robbil'an...!
Pertemukan aku kepada Tuhanku..sekarang juga, sekarang juga.!"
Isyarat dan tanda itu semakin mendekat dan semakin dekat...
Diantara keletihan dan kesedihannya, Rasul Allah memandang sendu
wajah sahabat-sahabat dan kerabatnya dan kemudian bersabda,
" Marhaban bikum...
" Mudah mudahan Allah melindungimu dan menolongmu.
sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yg nyata dari padaNya
untuk kalian !"
Ajal telah semain dekat,
dan kembali itu hanya kepada Allah,
dan kemudian ke Sidratil Muntaha,
kemudian ke surga Al-Ma'wa, dan ketempat yg lebih sempurna...
Manusia Agung yang sedang terbaring keletihan itu,
seperti tak rela umatnya kelak mendapat nestapa,
dan tidak ikut melangkah ke surga bersamanya.
" Wahai Jibril " bisiknya
" Siapkanlah juga bagi umatku..sesudahku"
Kemudian saat Izrail akan mencabut ruhnya, masih juga Kekasih Allah itu
bertanya kepada Izrail " Ya Izrail..apakah umatku mengalami sakitnya
sakaratul maut seperti ini ?
Di antara desah nafas yang tersendat Rasulullah menengadah, memohon lagi
kepada Allah " Ya Allah, biarlah aku yang merasakan seluruh kepedihan saat
sakaratul maut ini " Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku "
Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku, Ringankanlah sakaratul maut
untuk umatku Ya Allah "
Allah segera menjawab pinta dan doa Rasulullah Kekasih-Nya yg gelisah
memikirkan nasib umatnya. " Berilah kabar gembira kepada Kekasih-KU
ya Jibril, bahwa Aku tidak akan menelantarkannya, aku tidak akan menyengsarakannya dan bahkan surga itu diharamkan atas umat-umat yang lain sebelum umatnya memasuki surga-KU "
Mendengar janji Allah
Cahaya mata yang bening itu kemudian pejam tertidur dalam keheningan
dan dalam keabadian, untuk selamanya.....
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un....
_______________________________
Di COPAS dari http://mariadi54.multiply.com/journal/item/5
Dari Majalah AlKisah
dipuisikan oleh Habib M.Assegaf
pada Maulid Nabi di kediaman
Habib Umar bin Ahmad Al - Masyhur.
Adakah cinta makhluk yang melebihi besarnya cinta Rasulullah kepada ummat nya...?
Sungguh agung dan mulia dirimu ya Rasul...
Demi diri yang tiada kuasa tanpa kuasaNya... kami tebus cintamu dengan keringat dan darah kami.
Di keheningan padang arafah yang gersang
di desa sepi bernama Namira
Rasul Allah masih saja duduk diatas ontanya, Al-Qaswa
Memandang umatnya menuruni tebing-tebing dan perbukitan dalam diam, dalam kebisuan..
Angin masih saja bertiup semilir
seolah ikut menghantar mereka pulang
Sesekali langkah mereka terhenti dan menoleh kebelakang
Seperti tak ingin lepas dari wajah bening Rasul Allah di atas pelana ontanya..
" Ayuhan nas, isma'u qaulli - dengarkanlah kata kataku
Aku tak tahu apakah setelah hari ini, setelah hari yg suci ini
Aku masih bisa bertemu dengan kalian semua...
Ingatlah wahai saudaraku, aku tinggalkan pada kalian dua amanat,
jika kalian pegang erat, kalian pasti selamat dan tidak akan tersesat,
Kitabullah dan Sunnah Rasul Allah..
Suara sendu di perbukitan itu seakan pertanda, seakan firasat..
Dari kejauhan dari atas ontanya, Al-Qaswa,
Rasul Allah masih saja memandang umatnya..
Seakan berat melepas kepergian mereka..
Sahabat dan pengikutnya pelahan surut dan kemudian pulang kerumahnya..
Abubakar yang arif tersedu menangis menitikkan air mata
Hatinya berdesah dan berbisik " Ya Rasul Allah benarkah kita tak akan bertemu lagi?
Pada suatu malam di Padang Baqi,
di pekuburan para syahid yang sepi
isyarat dan tanda itu ditiupkan kembali
kemudian terdengar suara Rasul Allah lirih
" Salam sejahtera wahai kalian penghuni kubur,
ingatlah Hari akhirat lebih berat
pembalasannya daripada di dunia "
" Wahai engkau yang terbaring di tanah ini
kami pasti akan bersua dan menyusul kalian disana "
Di hamparan makam Baqi,
Tanda tanda telah dinampakkan lagi
Demam dan keletihan
mulai membalut tubuh Rasul Allah, manusia pilihan Tuhan.
Dengan terikat kain di kepala, Rasul Allah tertatih tatih berjalan
bertopang pada Ali bin Abi Thalib..
dituntun oleh AL-Abbas, menuju rumah Aisyah..
Di pembaringan,
tubuh Manusia Agung itu, panasnya semakin memuncak dan semakin memuncak....
Keringat mulai mengucur dan membasahi wajah dan jubahnya...
Di pangkuan Aisyah
Rasul Allah menyandarkan kepalanya
dan kemudian terdengar desah suaranya yang lirih bergetar...
" Wahai Aisyah, ketahuilah bahwa Malaikat pencabut nyawa telah datang
dan berbisik padaku,
" Ya Rasul, Allah Azza Wa Zalla telah mengutusku dan menyuruhku agar tidak
mencabut ruhmu kecuali dengan izinmu "
' Ya Rasul Allah aku menunggu perintahmu "
" Tunggulah, tunggulah sampai Jibril datang padaku" pintanya berlahan.
Tak lama kemudian, dalam keheningan, bersama desiran angin padang pasir
Jibril datang dihadapan....
Suasana terasa demikian syahdu dan semakin mencekam..
" Ya Muhammad sesungguhnya Allah telah rindu kepadamu " Jibril berbisik
" Wahai Jibril jangan tinggalkan tempat ini, temani aku saat Izrail hendak
mencabut ruhku " pinta Rasul Allah.
Angin padang pasir seakan berhenti bertiup dan memberi tanda duka
Awan seakan memayungi rumah Aisyah yang begitu sederhana.
Fatimah, putri kesayangan mencium ayahandanya yang terbaring kelelahan
Wajahnya memendam duka dan kesedihan yang kian mendalam
Dengan perlahan Rasul Allah meraih wajah putri terkasih itu
dibisikannya sesuatu yang membuat ia menangis tersedu
dibisikannya lagi sesuatu yang membuat ia tersenyum haru
"Wahai putri kesayangan Rasul, apa gerangan yang terjadi ? "
" Aku sedih, aku menangis dan menitikkan air mata karena Ayahanda mengatakan akan kembali kepada Tuhannya"
" aku tersenyum karena dibisikkan bahwa akulah yang pertama akan menyusulnya"
Di pembaringan, Lelaki Agung itu masih saja menengadahkan wajahnya ke langit,
kemudian terdengar suara lirih setengah berbisik " Ummati, Ummati...Ya Rabb..
Ummati....
Dengan wajah memendam duka Aisyah menarik tubuh lunglai itu ke pangkuannya.
Dalam keletihan, Rasul Allah membasuh tangannya dan kemudian mengusapkan
air kewajahnya..
Diantara desah nafas yang kadang tersendat, terdengar doanya lirih..
" Ya Allah, ampunilah dosaku, Rachmatilah aku,
pertemukan aku bersama orang yang Engkau beri nikmat,
para Nabi, Shidiqqin, Syuhada dan Shalihin,
Ya Allah, ampuni dosaku, ampuni dosaku..."
Tangan Manusia Agung yang lunglai itu kian terkulai....
Izrail pelahan datang mendekat, sambil mengucap salam kepada Manusia Agung
pilihan Tuhan itu...
" Apa yang engkau perintahkan kepadaku wahai Muhammad ? "
Terdengan suara yang semakin lirih berbisik,
" Al-hiqnii bi Robbil'an, AL-Hiqnii bi Robbil'an...!
Pertemukan aku kepada Tuhanku..sekarang juga, sekarang juga.!"
Isyarat dan tanda itu semakin mendekat dan semakin dekat...
Diantara keletihan dan kesedihannya, Rasul Allah memandang sendu
wajah sahabat-sahabat dan kerabatnya dan kemudian bersabda,
" Marhaban bikum...
" Mudah mudahan Allah melindungimu dan menolongmu.
sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yg nyata dari padaNya
untuk kalian !"
Ajal telah semain dekat,
dan kembali itu hanya kepada Allah,
dan kemudian ke Sidratil Muntaha,
kemudian ke surga Al-Ma'wa, dan ketempat yg lebih sempurna...
Manusia Agung yang sedang terbaring keletihan itu,
seperti tak rela umatnya kelak mendapat nestapa,
dan tidak ikut melangkah ke surga bersamanya.
" Wahai Jibril " bisiknya
" Siapkanlah juga bagi umatku..sesudahku"
Kemudian saat Izrail akan mencabut ruhnya, masih juga Kekasih Allah itu
bertanya kepada Izrail " Ya Izrail..apakah umatku mengalami sakitnya
sakaratul maut seperti ini ?
Di antara desah nafas yang tersendat Rasulullah menengadah, memohon lagi
kepada Allah " Ya Allah, biarlah aku yang merasakan seluruh kepedihan saat
sakaratul maut ini " Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku "
Ringankanlah sakaratul maut untuk umatku, Ringankanlah sakaratul maut
untuk umatku Ya Allah "
Allah segera menjawab pinta dan doa Rasulullah Kekasih-Nya yg gelisah
memikirkan nasib umatnya. " Berilah kabar gembira kepada Kekasih-KU
ya Jibril, bahwa Aku tidak akan menelantarkannya, aku tidak akan menyengsarakannya dan bahkan surga itu diharamkan atas umat-umat yang lain sebelum umatnya memasuki surga-KU "
Mendengar janji Allah
Cahaya mata yang bening itu kemudian pejam tertidur dalam keheningan
dan dalam keabadian, untuk selamanya.....
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un....
_______________________________
Di COPAS dari http://mariadi54.multiply.com/journal/item/5
Dari Majalah AlKisah
dipuisikan oleh Habib M.Assegaf
pada Maulid Nabi di kediaman
Habib Umar bin Ahmad Al - Masyhur.
Adakah cinta makhluk yang melebihi besarnya cinta Rasulullah kepada ummat nya...?
Sungguh agung dan mulia dirimu ya Rasul...
Demi diri yang tiada kuasa tanpa kuasaNya... kami tebus cintamu dengan keringat dan darah kami.
No comments:
Post a Comment