Saturday, August 25, 2007

Bring My Aa Gym Back, Pleasee...!!!

Sudah berbulan-bulan sejak kasus poligami AA Gym mencuat ke permukaan, tapi sampai sekarang, kasus itu masih menyisakan tanda tanya besar buat gw. Poligami memang sudah menjadi momok yang menakutkan bagi kaum hawa di indonesia, dan image nya pun kadung negatif di mata masyarakat indonesia karena acap kali dilakukan oleh pria-pria berbirahi berlebih dan tidak terkontrol. Tapi untuk kasus AA Gym, menurut gw, seharusnya masyarakat bisa lebih bijak menilai, karena, walaupun Poligami sering disalahgunakan, tapi toh dalam islam, Poligami tetap perbuatan halal asal dilakukan sesuai ketentuan. Setau gw AA Gym telah cukup memenuhi syarat untuk melakukannya, ilmu dan hartanya cukup untuk membantunya bersikap adil di kemudian hari. Plus satu lagi, Aa Gym pun tidak mendzalimi istri pertamanya, karena proses ini dilakukannya dengan sepengetahuan dan seizin istrinya. teh ninih sendiri yang bilang kalo beliau sudah memberi izin ke AA untuk ber poligami, bahkan, konon kabarnya, teh ninih lah yang memilihkan Alfarini untuk AA.

So salahkah AA..? jawabannya mungkin berimbang antara yang mengatakan AA salah dan AA tidak bersalah, tapi, sayangnya, terlepas dari dapat dibenarkan atau tidaknya tindakan AA, beliau toh harus merasakan hukuman yang cukup berat, dari mulai intimidasi, hinaan, cercaan, hingga krisis kepercayaan yang berdampak cukup signifikan pada bisnisnya, dan terutama dakwahnya. Hmmm.. kasian yah Aa, dihukum karena menjalankan sesuatau yang benar, namun salah dimata orang lain yang juga belum tentu benar.

Menurut gw, ada dua elemen yang berperan besar dalam menghukum Aa Gym. Yang pertama adalah wanita, dan kaum ini adalah elemen yang memberikan pukulan paling keras kepada Aa. Issue yang mereka jadikan senjata adalah bahwa Aa telah menyakiti hati wanita. Buat gw, ini suatu pernyataan yang aneh, karena kalaupun ada wanita yang sakit hati, maka dia adalah teh ninih, tapi sekali lagi, bukankah teh ninih sudah ikhlas, dan tidak merasa sakit hati kepada Aa. Lucunya lagi, para wanita merasa sakit hati pada Aa padahal Aa jelas- jelas berpoligami dan menikah secara sah dan benar, tapi mereka tidak ambil pusing dengan tindakan sebagian artis indonesia yang sering gonta-ganti pasangan ataupun yang terang-terangan ketauan melakukan hubungan intim di luar pernikahan yang sah.

Elemen kedua adalah media massa. Untuk yang satu ini, rasanya gw nggak perlu banyak komentar, karena mereka memang institusi bisnis yang mengedepankan analisa untung rugi dalam membuat rancangan program mereka.

Satu hal yang paling gw sayangkan dari hukuman untuk Aa Gym, yaitu bahwa negeri ini telah kehilangan satu sosok yang cukup berjasa menata hati bangsa. AA mungkin bukan ustadz sekelas Alm. Rahmat Abdullah atau Hidayat nur wahid, tapi peran beliau cukup signifikan dalam menarik ”muslim2 terluar” selangkah lebih dekat pada agamanya. Mereka yang tadinya masih doyan merokok, sebagian mulai punya tekad untuk sedikit demi sedikit menjauhi rokoknya, ibu-ibu yang tadinya sering menggunjingkan suaminya kepada orang lain, mulai menyadari kesalahannya, dan banyak lagi contoh lainnya. Sosoknya begitu inspiratif dan sejuk, dan kini, belum ada lagi sosok lain yang cukup tangguh menggantikan perannya. Jadi kepada para wanita, media massa atau siapapun yang telah berperan ”menghabisi” Aa Gym, Please, with all my respect, bring him back to me and to moslem society that need his help.


No comments: